Oleh : Bambang Haryanto
Email : jip80fsui (at) gmail.com
Setelah berpisah kurang lebih 26 tahun, bisa bertemu kembali teman-teman kuliah, saya mendapati betapa kaya ragam jalan hidup mereka.
Sama-sama mengenyam pendidikan ilmu perpustakaan, tetapi panggilan hidup, peluang dan kecenderungan tiap pribadi, membuat ilmu itu dipraktekkan dalam jalur yang warna-warni.
Belajar ilmu perpustakaan adalah belajar tentang cara belajar.
Itu sudah terbukti untuk rekan saya Bakhuri Jamaluddin. Setelah mengampu perpustakaan Akademi Gizi, kini jadi salah satu tokoh yang menjalankan roda program Jamkesmas di Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Secara ke-PNS-an, sudah pensiun, tetapi di bidang yang baru membuatnya terbang ke pojok-pojok tanah air.
Teman lain yang saya temui kemarin (3/11/2011) adalah Hartadi Wibowo.Priyayi necis dan rapilo :-) asal Cilacap itu kini sekretaris sebuah yayasan yang mengurusi santunan kesehatan di Bank Mandiri.
Sebelumnya menjabat Dana Pensiun Bank Mandiri yang "mempertaruhkan" milyaran rupiah untuk investasi. Ia sukses. Kuncinya : di perpustakaan tersaji beragam informasi, dan saya banyak belajar dari sana.
Menengok ke belakang Hartadi Wibowo mencoba me-resume hidupnya : "Jalur saya adalah di bidang pelayanan." Itu katanya di dalam mobil hitam keren dan dimana saya nunut dari Ciledug untuk turun di Jl. Tendean, untuk berganti busway. Makasih Ted, untuk obrolannya yang inspiratif.
Yang agak nyeleneh dan menarik adalah sobat saya satunya lagi : Subagyo Ramelan (SBR).
Waktu kuliah, saya, Teddy dan Bagyo terkenal sebaagi eksponen "the smoking corner."
Tukang merokok berat.Teddy bisa berhenti tahun 2005. Saya tahun 1989.
Tetapi Pak SBR, masih melanjutkan hobi nikmatnya itu sampai kini.
Setelah lulus, SBR menjadi book officer di Asia Foundation. Kerjanya membagi-bagikan buku sumbangan Amerika Serikat ke pelbagai perguruan tinggi di Indonesia. Kantornya, bagi saya, adalah sorga buku. Saya sempat kecipratan puluhan buku-buku idaman darinya. Makasih, bag.
Kini ia tak lagi mengurusi buku. Tetapi primbon :-).
Primbon itu sebagai panduan bagi mereka yang ingin membeli batu-batu mulia di bengkel dan show room miliknya.
Namanya Safir Andaru, di bilangan Ciledug, Jakarta Selatan.
Seusai kangen-kangenan, ia menyodori kami bertiga sejumlah cincin dengan berbatu mulia.
Subagyo Ramelan, eyang 7 cucu tetapi nampak awet muda itu, membuka primbon. Sebagai penulis, saya sebaiknya memakai cincin dengan batu mulia safir. Karakternya adalah : wisdom and knowledge. Semoga dapat menjadi panduan bagi saya untuk berbuat kebaikan : seseorang yang dididik jadi pustakawan tetapi kini tercebur untuk mempelajari dan menulis tentang humor dan komedian.
Terima kasih, Bag.
Terima kasih, Bakh.
Terima kasih, Teddy.
Hidup Anda yang warna-warni sungguh merona indah dalam catatan dan kenangan saya.Pertemuan 4 komplot lama itu mencetuskan Deklarasi Ciledug 3 November 2011.
Bahwa kita akan mengadakan reuni komplit di bulan Desember mendatang.
Insya Allah terlaksana.
Kramat Sentiong,4/11/2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar